Khidmah Jalan Menuju Barokah
Dalam dunia pesantren kata Khidmah tidaklah asing bagi para santri. Adapun pengertian Khidmah menurut KBBI adalah kegiatan pengabdian dan pelayanan, sedangkan khidmah menurut tradisi keagamaan yaitu melayani atau membantu kiai atau guru atau lembaga pendidikan dengan sepenuh tenaga di sertai dengan kesabaran dan keikhlasan semata-mata hanya mencari ridlo Allah dan juga ridlo guru atau kiai agar ilmu yang di dapatkan menjadi ilmu yang berkah dan bermanfaat, karena keridloan guru merupakan keberhasilan pertama murid. Bagi santri Khidmah merupakan salah satu cara untuk mendapat barokah dari sang guru atau Kyai.
Menurut Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliky mengatakan: “Tsabatul ilmi bil mudzakaroh, wabarokatuhu bilkhidmah, wanaf’uhu biridho as-syaikh.” (Melekatnya ilmu dengan cara mengulang-ulang pelajaran yang telah didapat, barokahnya ada di khidmah, sedang kemanfaatannya berada di rida seorang guru.
Begitu sakralnya Khidmah bahkan santri-santri siap mengabdikan diri bertahun -tahun di pondok, untuk mendapatkan berkah dan ridhonya Kyai.
Adapun Khidmah dibagi menjadi tiga macam, yang pertama yakni Khidmah bi an nafs, yaitu dengan fisik atau tenaga. Khidmah ini bisa dilakukan hal-hal yang kecil, seperti menyucikan baju kyai, membersihkan sampah pondok, menyuci mobil kyai ataupun membereskan sandal kyai dan lain sebagainya. Yang kedua Khidmah bi al-maal, yaitu Khidmah dengan harta, Khidmah seperti ini mungkin belum bisa dilakukan oleh semua santri yang masih belajar atau dalam hal ini belum kerja, akan tetapi Khidmah ini juga bisa diartikan dan bisa aja diimplentasikan bagi kalangan santri yaitu dengan membayar Syariah sesuai dengan tanggal ketentuan. Dan yang ketiga adalah Khidmah bi ad-du’a, yaitu Khidmah dengan cara mendoakan guru, sudah seharusnya santri mendokan guru, karena guru sebagai pendidik rohani sedangkan orang tua lebih peran sebagai pendidik jasmani. Dalam kitab Ta’lim al-Muata’alim disebutkan bahwa :
أُقَدِّمُ أُسْتَاذِي عَلَى نَفْسِ وَالِدِي # وَإِنْ نَالَنِى مِنْ وَالِدِي الْفَضْلَ وَالشَّرَف.
”Aku lebih mengutamakan guruku dari orang tuaku, meskipun dari orang tuaku, aku mendapat keutamaan dan kemuliaan”.
فَذَاكَ مُرَبِّ الرُّوْحِ وَالرُّوْحُ جَوْهَرُ # وَهَذَا مُرَبِّ الجِسْمِ وَالجِسْمُ كَالصَّدَفِ.
“Guru adalah pengasuh jiwaku, sedangkan orang tua adalah pengasuh badanku, perumpamaan
jiwa adalah mutiara dan badan bagaikan kerangnya”.
Berbagai macam manfaat berkhidmah sangatlah banyak, salah satunya dari aspek psikologi disebutkan dalam jurnal yang berjudul THE KHIDMAH TRADITION OF SANTRI TOWARDS KYAI (The Review of ‘Urf & Psychology) Menurut Aufa Abdillah dan Erkham Maskuri dari hasil penelitiannya menyebutkan bahwa tradisi khidmah juga kemanfaat dari segi psikologis, yaitu memunculkan kepuasan dan perasaan bahagia serta membentuk pebribadian santri di antaranya keikhlasan, kemandirian, rasa hormat, rendah hati, kepedulian terhadap lingkungan sosial, kejujuran dan tanggung jawab. Tradisi tersebut juga merupakan bentuk pemberdayaan santri dalam membentuk skill yang akan bermanfat dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, bernegara serta berwirausaha.
Apakah kalian sudah berkhidmah….?
Leave a Reply