Pembelajaran Nahwu Shorof

PEMBELAJARAN NAHWU / SHOROF DAN IMPLIKASINYA TERHADAP MEMBACA DAN MEMAHAMI LITERATUR BAHASA ARAB KONTEMPORER PADA SANTRI

Kemampuan membaca dan memahami literatur berbahasa Arab diyakini sebagai syarat mutlak bagi setiap individu yang akan melakukan kajian keilmuan secara umum dan kajian Islam secara khusus. Karena dengan memiliki keterampilan tersebut orang dapat terus berinteraksi dengan bahasa Arab melalui surat kabar, majalah, jurnal dan buku-buku ilmiah. serta dapat mengakses program bahasa Arab di Internet. Terlebih lagi bagi orang Islam, keterampilan ini dapat memudahkannya untuk memahami ajaran Islam dari sumber aslinya ya’ni Al-Qur’an dan al-Sunnah serta hasil karya ilmuwan muslim yang berbahasa Arab. Untuk dapat memiliki kemampuan membaca dan memahami teks bahasa Arab yang tidak bersyakl, membutuhkan perangkat ilmu yang mendukung, setidaknya ilmu Nahwu, ilmu Shorof dan penguasaan Mufradat (Kosa kata).

sering dikenal dengan sebutan ilmu alat. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan adanya hal-hal lain yang turut serta mendukung keberhasilan pembelajaran keterampilan membaca (Qira’ah) tersebut.
santri kelas Alfiyah Tsaniyah dapat memberikan syakl secara tepat pada kata yang sesuai dengan jenis kata dalam konteks (penerapan ilmu sharaf). Selain itu tidak semua dari mereka membubuhi harokat akhir dengan benar, yaitu sesuai dengan kedudukan kata (I’rab) dalam kalimat tersebut (penerapan ilmu nahwu), Bahkan dapat dikatakan bahwa dari sejumlah responden tersebut tidak ada seorangpun yang tidak membuat kekeliruan dalam memberikan syakl. Terlebih lagi ketika mereka menjelaskan fahm al-maqru dengan menterjemahkan teks.

Mereka dapat menterjemahkan hanya beberapa baris saja dan kurang mengena pada yang dimaksud oleh teks tersebut, terlebih lagi
ada di antara mereka yang sama sekali tidak menterjemahkannya. Pondok Pesantren Al-Ghozali ini merekomendasikan untuk menyederhanakan gramatika bahasa Arab dalam bentuk yang lebih simple dan lebih mudah difahami sehingga menjadi fungsional, yaitu dapat membantu untuk dapat memberi syakl pada teks gundul .dan mampu memahami teks tersebut. Hal tersebut dilakukan dengan cara memasukkan gramatika yang menjadi target ke dalam teks dialog atau teks wacana. Dalam mengenalkan istilah yang terdapat dalam nahwu, juga melalui konteks susunan bahasa. Artinya bukan mengajarkan kaidah
dulu baru contoh, tapi terlebih dahulu memberikan teks yang didalamnya ada gramatika yang menjadi target.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *