KEUTAMAAN I’TIKAF DI 10 TERAKHIR BULAN RAMADHAN

KULTUM, 7 RAMADHAN 1446 H

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

الحمد لله الذي هدانا لهذا وما كنا لنهتدي لولا أن هدانا الله، والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين، سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Pada kesempatan yang mulia ini, mari kita renungkan keutamaan i’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Makna dan Hikmah I’tikaf

I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak ibadah, dzikir, tilawah Al-Qur’an, dan doa. I’tikaf menjadi sarana untuk mencari Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 3)

Sunnah Rasulullah ﷺ dalam I’tikaf

Rasulullah ﷺ senantiasa melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan hingga wafat.

كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
“Nabi ﷺ selalu beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri-istri beliau pun beri’tikaf setelahnya.”
(رواه البخاري ومسلم)

Meneladani Rasulullah ﷺ – Sunnah yang selalu beliau lakukan.

Mendapat pahala besar – Rasulullah ﷺ bersabda:

“من اعتكف يومًا ابتغاء وجه الله، جعل الله بينه وبين النار ثلاث خنادق، كل خندق أبعد مما بين الخافقين.”
“Barang siapa beri’tikaf satu hari karena Allah, maka Allah akan menjauhkan antara dia dan neraka sejauh tiga parit, yang setiap parit lebih jauh daripada jarak antara timur dan barat.”
(رواه الطبراني)

Memperoleh Lailatul Qadar – Kesempatan meraih malam penuh kemuliaan dan ampunan.

I’tikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan adalah kesempatan emas untuk meningkatkan keimanan, mendekatkan diri kepada Allah, serta mencari malam Lailatul Qadar. Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk mengamalkannya dan menerima ibadah kita.

Pengisi Kultum : Annisa Rahma Santri Putri Al Ghozali