Tradisi Ngaji Pasaran di Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ghozali, Mengaji Berbagai Kitab Kuning Selama Liburan Semester Perkuliahan.
Ngaji Pasaran adalah belajar atau mengaji kitab kuning dari awal hingga akhir (khatam) satu atau beberapa kitab yang dibaca selama liburan kuliah. Tradisi ini digelar bersamaan dengan masa libur pendidikan klasikal selama liburan semester perkuliahan. Selain santri pesantren setempat, Ngaji Pasaran juga diikuti santri kelana. Yaitu, santri pesantren yang memilih tabarukan dengan mengaji di pondok pesantren ini sesuai mengikuti target kitab yang ingin dikajinya atau ustadz yang mengajarnya.
“Selama liburan semester tak surutkan semangat para santri serta santriwati untuk mengikuti pengajian pasaran di Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ghozali Kota Cirebon, ujar ketua pengurus Ustadzah Ubaidillah Nurhasanah menyampaikan bahwa “pengajian pasaran ini dilaksanakan selama liburan semester diikuti khalayak umum yang mayoritas non mukim pondok pesantren. Rentang waktu mengajinya juga berbeda-beda seperti Ba’da Subuh dan Ba’da Isya sampai dengan selesai. Kitab yang dibaca seringkali tidak terlalu tebal. Misalnya, Kitab Minahussamiyah, Kitab Mukhtarul Ahadist, kitab Jurumiyah, Kitab Sulam Munarok, ditambah juga dengan kegiatan Tadarus Al-Qur’an dan kegiatan Istighotsahan.”
“Kurang lebih diikuti 40 – 60.an mahasiswa / mahasiswi kampus di sekitar pondok pesantren mahasiswa al-ghozali yang memiliki keinginan mengisi waktu liburan dengan ngaji di pesantren,” Ujar pimpinan pondok pesantren mahahasiswa Al-Ghozali (Dr. KH. Agung Fadil, M.Ag.)
Ngaji Pasaran menjadi momentum bagi para santri untuk menyambung sanad keilmuan, mengaji pada para kiai dan ustadz satu kitab hingga khatam. Para santri melakukan ‘tabarrukan ilmu’ dari proses transformasi pengetahuan guru dan murid.
Lebih dari itu, Ngaji Pasaran juga menjadi sarana pembinaan mental. Maklum, untuk mengikutinya memang perlu persiapan, mulai dari mengatur waktu keberangkatan, persiapan kitab, termasuk keharusan beradaptasi secara cepat dengan lingkungan baru. Persiapan dan keteguhan hati ini diperlukan demi kemudahan, kesuksesan, dan kelancaran dalam “ngalap berkah” Ngaji Pasaran.
Dalam konteks sekarang, praktik Ngaji Pasanan yang sudah berlangsung sejak lama di pondok pesantren mahasiswa al-ghozali ini senafas dengan konsep Merdeka Belajar yang sedang digalakkan Kemendikbud. Tradisi Pendidikan Pesantren melalui Ngaji Pasaran bahkan bisa menjadi best practice dari penerapan kurikulum Merdeka Belajar.
Secara intelektual, beragam kitab yang diajarkan dalam Ngaji Pasanan juga akan memberi warna dalam pembacaan dan pemaknaan. Tradisi ini terus berkembang, sebagai bukti kekayaan dan keluasan ilmu para kyai, nyai, gus, ning maupun asatidz pesantren. Di tengah arus perubahan zaman, Ngaji Pasaran berlangsung dengan beragam penyesuaian, termasuk dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
“Selain itu, bahwa empat kitab yang akan dikaji selama pengajian itu memiliki keunikan masing-masing yang bisa dijadikan bekal menjalani kehidupan. Semoga apa yang dipelajari dalam pengajian kilatan nantinya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,Dirinya juga berharap dengan pemilihan kitab yang dikaji dapat menumbuhkan semangat mengaji bagi generasi milenial ditengah gempuran arus globalisasi. Mudah-mudahan kedepanya dengan adanya pengajian pasaran ini para santri dan santriwati mempunyai opsi kegiatan yang lebih bermanfaat sembari mempersiapkan perkuliahan di semester berikutnya,” Ujar Pimpinan Ponpes Mahasiswa Al-Ghozali (Dr. KH. Agung Fadil, M.Ag.)
Leave a Reply